Company Culture, Bagaimana Kledo Mulai Membangunnya

Renungan Pagi

Dalam suatu renungan dipagi hari, aku mendalami mengapa ya dari berbagai bisnis yang sudah aku dirikan (dan aku runtuhkan), kok terasa ada banyak hal yang berjalan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang aku anut. Meskipun emang sih banyak juga yang sudah sesuai dengan yang aku harapkan.

Misalnya nih, tetiba tercipta lingkungan yang toksik di satu atau dua tim. Misalnya lagi ada yang satu dua tim, itu semangat dan etos kerjanya tidak sesuai dengan yang aku impikan. Atau misalnya kadang ada ketimpangan antar tim satu dan tim dua, satunya woles banget dan high performer, satunya lagi sangat tegas, kaku dan menekan, tapi juga high performer.

Kultur Perusahaan Yang Terbentuk Mengalir

Hasil renungan dan cari-cari referensi di luar sana, mendapatkan setitik jawaban dari berbagai kegelisahanku selama ini. Aku baru menyadari ternyata memang selama ini, kultur perusahaan terbentuk secara mengalir saja. Kultur yang akhirnya terbangun adalah kultur yang dibawa oleh anggota-anggota tim yang masuk. Misalnya ada yang pernah kerja di perusahaan yang sangat disiplin semi militeristik, kemudian karyawan tersebut yang menularkan nilai-nilai di perusahaan lama ke perusahaan kita. Misalnya lagi ada karyawan yang sangat agamis, lulusan organisasi agama, kemudian membentuk kultur perusahaan yang agamis, yang kalau jam sholat semuanya diajak untuk berjamaah.

Salah satu halaman di dalam culture code Kledo

Tim dan karyawan yang ada dan yang baru masuk tidak mempunyai guidance mereka harus bersikap bagaimana terhadap teman sekantor, mereka harus bagaimana bersikap terhadap atasan, mereka tidak tau misi apa yang akan dicapai oleh perusahaan, dan banyak hal lainnya.

Tiap individu akhirnya menentukan dan menafsirkan sendiri, nilai dari perusahaan itu seperti apa. Misalnya nih, jika ada karyawan probation, karyawan yang lain sudah jadi kebiasaan membully dan membercandain secara halus ke karyawan baru tersebut. Sehingga, si karyawan baru tersebut, besoknya saat telah menjadi senior, juga akan melakukan hal yang sama. Karena si karyawan tersebut mengira itu adalah hal yang wajar, dan diperbolehkan di perusahaan tersebut.

Baca juga  98% Idemu Itu Sampah, Makanya Validasi Dulu!

Corporate Culture Yang Maha Penting

Berbekal hal di atas, tersadar bahwa adanya Corporate Culture di dalam suatu perusahaan itu maha penting. Perusahaan harus mendefinisikan misinya, serta nilai-nilai yang dianut. Sehingga setiap individu di dalamnya dalam satu kerangka pemikiran yang sama.

Proses Penulisan Naskah Culture Code

Sehingga berikutnya aku, beserta tim HR, tim leader dll memulai menuliskan Culture Code di Kledo. Diawali dari mengumpulkan data, apasih selama ini nilai-nilai yang sudah jalan itu yang bagus dan perlu dipertahankan. Serta mengumpulkan apasih selama ini nilai atau kejadian atau sikap yang terjadi, yang seharusnya itu dihilangkan.

Kemudian aku mengkhayalkan pelan-pelan, kondisi seperti apa sih yang aku inginkan. Etos kerja seperti apa yang aku inginkan. Hubungan antar karyawan seperti apa yang aku inginkan. Serta mau dibawa kemana nih kapal Kledo ini.

Satu persatu mulai di rangkum dan dituliskan ke Slide presentasi, dibuat semudah mungkin untuk dipahami. 

Oh ya, kami kemarin banyak membaca contoh2 perusahaan yang culture nya bagus dan ada poin-poin yang juga ingin kami terapkan. Salah satu yang banyak kami sadur adalah dari culture code nya Hubspot. Sila cek di sini: https://www.hubspot.com/culture-code/the-hubspot-culture-code

Salah satu halaman di culture code Kledo tentang kledo yang ceria dan happy

Penerapan Company Culture / Culture Code

Setelah Culture Code berhasil kami definisikan, next nya adalah penerapannya.

Dokumen Culture Code ini yang akan dan sedang kami soundingkan terus ke seluruh insan di internal kledo. Diawali dari tim management yang berusaha menyerap culture code, dan sebisa mungkin mempraktekkan. Kemudian terus ditularkan virus culture code ini kesemua yang ada.

Tidak mudah memang membentuk budaya baru. Perlu konsistensi jangka panjang. Perlu terus dengan sabar menjelaskan, menerapkan, memberi contoh, mengulangi lagi, lagi, lagi dan lagi. Terus menerus. 

Baca juga  Orang Seperti Apa yang Bakalan Sukses Memimpin?

Sudah jalan 2 bulan dan saatnya kami perlu mendiskusikan lagi, dipenerapan ini apa saja sih problem-problem yang ditemukan. Sehingga kami merencanakan dan memimpikan menginap bersama untuk brainstorming habis-habisan di suatu villa terpencil gitu.

Tunggu Blog Post berikutnya ya, untuk sharing gimana sih kisah perjalanan kami mengejar culture code ini 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *