Tugas founder di perusahaan rintisan itu bukan memimpin, bukan mengatur, apalagi memberi inspirasi. Yang paling penting itu adalah mengisi gap-gap yang ada.
Saat-saat ….
Saat uang untuk THR kurang, entah somehow founder perlu cari cara sebelum lebaran uang THR sudah tersedia.
Saat tim sales mau jualan, butuh buat proposal, dan emang ga punya tim desainer untuk melayout proposalnya, founder pun turun tangan. Ini literally, barusan weekend kemarin menyelesaikan layouting deck proposal, lihat proposalnya di sini.
Saat buat aplikasi, ga ada tim UI/UX, founder lah yang membuat UI nya. Saat mau buat fitur, ga ada yang riset, siapa yang meriset? Tau sendirilah 😀
Saat kantor sudah ga muat, dipenuhi tim-tim yang sangat antusias, hebat dan berisik ini, founder entah bagaimana tau-tau space kantor dah ada aja.
Saat buat produk baru selama setahun, dengan belasan tim, dan belum juga dapet product market fit, ceo perlu lakukan apapun untuk bisa menjualnya. Apapun. Iya apapun.
Saat server di amazon tiba-tiba space hardisk-nya penuh, ya siapa lagi yang perlu ngurusin.
Saat memutuskan menjadi founder, tiba-tiba menyusuri jalan-jalan sepi. Sendiri.
Dedikasi waktu 24 jam itu emang bukan jargon. Dari bangun tidur, sampai tidur lagi, hampir selalu didepan laptop. Saat liburan, ngelamun mikirin kerjaan.
Apakah tidak didelegasi?
Sekuat apapun mendelegasi, semua sudah diperas supaya lepas dari tanggung-jawab kita, tetap akan ada gap-gap yang perlu kita isi. Dan kadang itu hanya founder nya yang bisa mengisi.
Dengan sekitar 30 an tim di Kledo, semua menerima delegasi tugas yang hampir semuanya dulunya aku kerjakan sendiri. Mereka sangat hebat, dan mengeksekusi jauh lebih baik dari pada aku sendiri. Tapi tetap banyak gap-gap diantara ke 30 orang itu yang tetap harus diisi. Semacam perputaran mesin F1, antar gap perlu diisi pelumas, supaya tambah joss.
Nikmati jalan sepi mu, mungkin ini ga akan lama, atau mungkin selamanya 🙂