Winners Take All
Ada beberapa kategori bisnis yang tipikalnya winners take all. Ambil contoh e-commerce, biasanya yang bisa survive di suatu negara itu ya 1 sampai 2 ecommerce aja, yang lain akan terpaksa merger atau membubarkan diri. Di negara 62 ini contohnya, sekarang yang banyak diperbincangkan ya hanya tokped sama shopee.
Contoh winners take all lainnya adalah layanan messaging. Dulunya dikuasai yahoo messenger, selain itu ya ga ada yang pernah terdengar. Kemudian saat ini hampir semua orang menggunakan whatsapp, yekan? Selain whatsapp ya mati semua (*atau setengah mati), misalnya SMS, facebook messenger, telegram.
Banyak Podium untuk Para Pemenang
Ada lagi kategori bisnis yang menyediakan banyak podium pemenang. Salah satu contohnya toko bahan bangunan. Perasaan dimana-mana adaaaa aja toko bahan bangunan, dan semuanya punya pelanggan sekitar komplek yang setia-setia.
Contoh lagi yang punya banyak podium adalah bisnis FnB. Kalo tanya steak paling enak dimana, jawabannya bisa macem-macem. Pizza paling enak ya macem-macem. Apalagi gudeg 😀
SaaS Masuk Kategori yang Mana?
Nhha, bagaimana dengan bisnis SaaS (Software as a Service) ?
Sebagaian besar bisnis SaaS cenderung ditengah antara winners take all, dan multi podium. Artinya, ya ga trus yang menang cuman 1-2, dan ga juga trus yang menang ribuan.
Contoh SaaS di kategori tanda tangan digital, ada adobe sign, docuSign, SignNow, ada punyae dropbox: HelloSign. Dan itu di setiap negara ada juga champion-nya sendiri-sendiri.
Contoh lagi SaaS di livechat, ada intercom, hubspot, zendesk, freshdesk, dll. Buanyak.
Dan masing-masing pemenang di SaaS itu tidak terus kecil yah, mereke ARR nya puluhan sampe ratusan juta dolar juga.
Mengapa di SaaS bisa Poli Winners?
SaaS yang ditujukan ke bisnis itu punya spektrum yang maha besar. Misalnya SaaS terbesar didunia, SalesForce, punya target perusahaan kelas menengah ke atas. Kalau market cap nya sales force ratusan billion dollar, bahkan SaaS yang kedua dapet 10% nya aja masih gila ukurannya. Jadi setelah SalesForce, masih banyak SaaS sejenis, tapi dengan target dan keunggulannya sendiri-sendiri. Misalnya target ke perusahaan yang lebih kecil. Atau mungkin juga vertikal, mentarget sama untuk perusahaan kelas menengah atas, tapi lebih spesifik ke salah satu bidang industri.
Contoh di Saas Software Akuntansi
Misalnya lagi kategori software akuntansi, sekilas semua penyedia sama aja. Ternyata spektrumnya sangat-sangat lebar. Ada yang khusus fokus diperusahaan FnB yang kecil, jadi bundling sama POS, penggunaannya cenderung mudah, tapi tidak terlalu bisa dicustom. Ada yang khusus untuk FnB yang besar, bisa sangat custom pengaturannya, tapi harga mahal, dan lebih kompleks cara penggunaannya. Ada yang murni software akuntansi aja, tapi khusus perusahaan super besar. Ada yang software akuntansi khusus untuk perusahaan retail handphone. Ada buanyak, dan buanyak lagi macem-macem nya. Dan semua itu bisa menjadi pemenang di kelas nya masing-masing.
Contoh SaaS yang Tampak Sama Persis
Bahkan ada SaaS dengan target sama persis, secara software kurang lebih lah ya, tapi keduanya bisa sama-sama jadi pemenang. Ternyata satu SaaS menggunakan pricing yang murah, tapi support nya ya disesuaikan ala kadarnya lah ya. Customer acquisition nya lebih ke viral gratisan. SaaS satunya lagi pricing nya mahal. Karena mahal dia bisa beriklan lebih, bisa menjual menggunakan tenaga sales profesional, bisa memberikan support yang sampai visit ke setiap kota di Indonesia. Ya, tetap bisa punya ceruk masing-masing, dan tetap bisa menjadi pemenang.
Musuhmu itu Dirimu Sendiri
Kalau bahasanya quote di Reels, musuhmu bukan tetanggah sebelah, musuhmu ya dirimu sendiri. Untuk SaaS bisa sukses, tidak terlalu ditentukan pesaing, tapi ditentukan perusahaan itu sendiri. Apakah bisa menjawab tantangan customernya sendiri? Apakah bisa meminimalisir bugs? Apakah bisa memberi layanan memuaskan? Apakah berkonflik dengan sesama cofoundernya sendiri? Apakah sibuk membuat bisnis baru selain SaaS nya itu sendiri, misalnya malah bikin bisnis laundry? Silahkan dijawab sendiri.
Kesimpulan
Kesimpulannya, ga perlu terlalu emosional menanggapi persaingan di dunia SaaS. Semua punya target masing-masing, punya pricing masing-masing, punya keunggulan masing-masing, dan tentunya kelemahan masin-masing. Fokus pada internalmu sendiri!